PT MSM dan TTN Bisa Jadi Contoh Perusahaan Tambang Lainnya
Wakil Ketua Komisi VII DPR Hadi mulyadi saat memimpin Kunspek, melakukan peninjauan didampingi jajaran Direksi PT MSM dan TTM di Minahasa Utara, Kamis (7/12), foto : jaka/hr
Pengelolaan PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) bisa dijadikan contoh bagi perusahaan tambang emas lainnya. Pasalnya, dari berbagai aspek seperti pengelolaan lingkungan, CSR, dan pajak berjalan dengan baik dan sesuai peraturan yang berlaku.
“Kami menilai pengelolaan tambang ini sudah cukup bagus. Dari segi aspek lingkungan, mereka sudah tidak menggunakan merkuri yang berbahaya untuk lingkungan, tapi menggunakan sianida dengan sistem pengolahan yang cukup standar. Jadi sebelum cairan dibuang, sudah dilakukan detoksi sehingga aman untuk lingkungan,’’ kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Hadi mulyadi saat memimpin Kunspek, melakukan pertemuan dengan jajaran Direksi PT MSM dan TTM di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis (7/12).
Ia menambahkan, perusahaan ini juga telah mendapatkan proper biru dari Kementerian LHK dan Aditama EMAS Award dari ESDM untuk pengelolaan lingkungan. Kemudian, hubungan perusahaan ini dengan masyarakat juga cukup baik. Karena PT MSM dan TTN ini telah mempekerjakan 75 persen pekerja lokal.
Selain itu, perusahaan ini juga menjadi penyumbang pajak terbesar di Sulawesi, “Kita berharap perusahaan ini bisa memberikan kontribusi besar untuk Indonesia dan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat Minahasa dan Sulut pada umumnya,” ujar politisi F-PKS ini.
Dalam Kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR Bara K. Hasibuan mengatakan, PT MSM dan TTN saat ini statusnya sudah kontrak karya dan sudah dikuasai perusahaan lokal. Dalam kontrak karya itu mereka harus membayar royalty dan beberapa kewajiban kepada pemerintah dan pemda.
“Perusahaan ini kelihatan sekali menggelontorkan dana yang besar untuk program CSR mereka, sepeti program beasiswa dan infrastruktur, angkanya cukup besar. Misalnya program beasiswa untuk anak-anak muda yang dikrim ke China, kira-kira ada 59 orang untuk tahun ini,” ungkap politisi Dapil Sulawesi Utara ini.
Sementara itu, menurut President Director PT MSM dan PT TTN Terkelin Purba menyatakan, Pembiayaan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) pada Tahun 2017 sekitar 1,3 juta (US$) dan pemasukan pajak untuk negara tahun 2017 sampai dengan Q3 sekitar 73 juta (US$).
“Dengan jumlah dana CSR yang menurut kami cukup besar, kami telah melakukan banyak manfaat untuk masyarakat Sulut ini. Seperti membuat akses air bersih, Program Beasiswa Pelajar dalam dan Luar negeri, Pelatihan Sertifikasi 500 guru dan pengembangan usaha-usaha masyarakat sekitar. Kedepan kami telah menyiapkan program yang lebih besar manfaatnya,’’ tutupnya. (jk/sc)